Laugh with fish folder

BiNusian weblog

2012 : CUKUP DENGAN RANSEL KOSONG!

August30

doomsday-1Saat itu masih sangat berbekas diingatan, saya berjalan santai melewati berbagi rak-rak penuh buku di etalase toko buku gramedia. Memang lagi tidak ada kerjaan, dan sudah menjadi kebiasaan untuk melewati hari yg membosankan dengan pergi melihat-lihat buku di tempat yg sudah menjadi icon besar sebuah toko buku, Gramedia. Rute perjalanan saya saat itu ialah; pertama memutari deretan komik, dengan antusias berharap one piece terbaru sudah terbit. Kemudian menyusuri lemari-lemari tinggi di bagian filosofi, disna saya sempat terhenti saat menyempatkan membaca sebentar sebuah buku berjudul LA POLITICA, buku yg mengupas berbagai pandangan Aristoteles mengenai politik. Hasilnya, belum habis beberapa menit saya sudah meletakannya kembali di tempatnya, sama sekali bukan buku yg pas untuk anak muda pikirku. Kepala ini di buat geter-geter.

Saat memasuki rute ke-3; bagian novel. Sebuah buku bercover merah menarik perhatianku, bukan karena desain covernya, melainkan karena sebuah cetakan besar di cover buku itu, STEPHEN KING sebuah nama besar yg berbagai karyanya sering diangkat ke layar lebar. Ada hal kecil yg menarik perhatian saya, nama sang penulis di cetak lebih besar dari pada judul novel itu, (sementara judul novel itu berada di pojok kanan atas bertuliskan CELL) mengapa begitu? Sudah jelaskan, yg mampu menjual novel itu tak lagi judul atau tema yg mengangakat. Nama besarnya lah yg mampu menjadikan buku itu best seller. Tanpa berlama-lama buku itu kuambil.

Berikutnya, perjalanan terakhir yaitu mengantarkan buku itu ke kasir. Dsisnilah yg menjadi inti perjalanan saya saat itu, sebuah perjalanan yg membawa pemikiran saya jauh melintasi seluruh solar system. Terdengar ‘lebay’ dan mendramatisir sebuah kejadian, tapi kejadiannya memang begitu, saat itu lagi-lagi saya memberikan apresiasi pada para desainer cover. Mata ini terjerat sebuah buku berukuran besar, agak lebih besar dari trilogi buku LORD OF THE RING karya master piece dr J.R.R. TOLKIEN, buku itu memang bukan sebuah novel, tetapi sangat menarik dibaca untuk menambah pengetahuan kita. Saya kemudian mendekati buku itu. Di mata saya buku itu memancarakan cahaya merah misterius.

“2012” seingat saya itulah judul buku itu. Empat nomor itu sudah jelas mengartikan sebuah tahun, tapi mengapa tahun 2012? Ada apa sih di taun 2012? Pertanyaan-pertanyaan itu kemudian membawa sy untuk memasuki halaman pertama buku itu. Garis besar halaman2 awal kutangkap dengan baik, dengan jelas buku itu mengatakan bahwa; ramalan KIAMAT/DOOMSday yg dikatakan akan terjadi di tahun 2012 bukan sekedar ramalan picisan org2 yg ingin mencari perhatian, para peneliti di NASA ternyata berhasil menemukan fakta menarik yg ternyata sinkron dengan apa yg telah di ramalkan sejak dulu, dan temuan mereka sudah dimulai sejak 2000 saat seorang ilmuan mengemukakan adanya kembaran matahari, dan keberadaan planet X yang mengorbit di antaranya, yg disebut-sebut sebagai planet Nibiru. Menurut mereka, sebuah teory yg belum pasti kebenarannya; yg mengatakan bahawa jutaan tahun silam, mahluk2 besar zaman dulu, para dinosaurus terpaksa harus mengakhiri keberadaan mereka di bumi ini akibat sebuah benda asing dari luar angkasa menghantam permukaan bumi, yg menyebabkan perubahan drastis suhu dan cuaca membuat mahluk-mahluk berkekuatan ribuan horse power itu harus punah. Bencana besar itu termasuk dalam rangkaian ramalan bangsa Sumeria yang telah sejak dulu meramalkan kedatangan planet X yang akan mempengaruhi iklim, seperti halnya Zaman Es. Halaman kedua? Tidak ada halaman kedua, kepala sy jd pusing saat tak berhasil menyerap dengan baik huruf-huruf kecil yg begitu rapat di halaman kedua. Di tambah sebuah diagram warna warni. Segera saja kuletakan kembali buku berat itu.

Setelah itu seperti layaknya orang yang terkejut di sebuah sinetron indonesia saya berdiri diam dan menerawang jauh. Untung saat itu saya tak membawa teman, kalau teman saya sampai ada, ia pasti akan berpura-pura tidak kenal dengan pria sok dramatis yang berdiri diam itu. Pemikiran saya segera terbang melintasi samudra, menuju daerah Mesopotamia (skarang iran) dimana di sana dikatakan adanya star gate yang merupakan portal para alien (bangsa Anunnaki) yang menghubungkan planet Nibiru dengan Bumi kita. Juga ada sebuah kalender tua dari suku indian Maya, yang tepat akan berakhir di tahun 2012. Tentunya kita bertanya, mengapa kalender kuno itu hanya berakhir di tahun 2012 tepatnya kalau tidak salah 31 Desember 2012,(dan sepertinya saya salah ya?). Jawabannya justru mudah, para pembuat kalender tersebut sepertinya tak berniat lagi menulis kalender untuk Bumi yang sudah tak lagi di huni oleh para manusia. Atau dengan kata lain, menurut mereka setelah tahun itu, Bumi hanyalah gumpalan tanah raksasa yang melayang-layang tak jelas di luar angkasa ini. Tanpa ada mahluk hidup yang mendiami.

Terlepas dari pemikiran berat itu, saya segera melihat diri saya sendiri. Apa yang sudah saya lakukan? Gile bo! Belum kawin woi, masih banyak yang belum saya lihat! Terutama ambisi besar dalam hidup saya yaitu membolak-balik majalah porno belum tercapai. Segera saja saya buang jauh-jauh pemikiran itu, mengingat ramalan seperti itu bukan hanya baru kali ini terjadi. Di tahun 1999 pun dunia sempat heboh akan ramalan seperti ini, tapi lihat nyatanya! Manusia masih terus hidup saat, hidup dengan upayanya mempercepat kiamat itu sendiri. Anda tentu tahu maksud saya.

Tetapi sayang sekali, saya bukan tipe orang yang pemikirannya sesimpel itu, saya kemudian menempatkan diri saya seperti hal nya Nicolas Cage di film fiksi ilmiah Knowing. Walaupun saya tidak setampan Nicolas Cage, saat ini saya mengetahui bumi akan benar-benar kiamat di tahun 2012 dari hasil menghitung jumlah bulu kaki saya. Mungkin akan terlihat wajar jika saya berlari-lari telanjang seperti orang kesurupan di tengah kota. Saya berteriak-teriak, “selamatkan diri kalian!” dengan sesuatu yang terombang-ambing di antara kedua paha saya. Jelas wajar, siapa yang tak akan gila mengetahui kematiannya sendiri. Presiden SBY bahkan mungkin akan melakukan hal yang sama, mengingat jika ia terpilih nanti, masa pemerintahan barunya bahkan baru akan berjalan 3 tahun. Lalu apa yang sebenarnya saya lakukan saat memikirkan itu, tentunya saya tidak benar-benar berlari telanjang dengan liarnya, saat itu saya hanya tersenyum-senyum sendiri layaknya pasien rawat inap di rumah sakit jiwa yang kewarasannya masih perlu dipastikan.

Menarik! Itu kata yang pertama saya pikirkan jika kiamat benar2 terjadi. Kita beruntung terlibat dalam sejarah besar umat manusia melihat bumi ini di hantam oleh meteor raksasa ataupun oleh Tsunami yang menggulung. Ironis memang mendengar kata beruntung tersebut, bahkan mungkin jika para korban tsunami membaca artikel ini, mereka akan segera membentuk perkumpulan khusus dengan nama Laskar Anti-Galang. Tugas mereka ialah mencari dan membantai secara kejam orang-orang yang berpikiran sama seperti saya, yang menganggap tsunami itu menarik, melihat orang mati di depan kita menarik, kehilangan sanak keluarga adalah menarik. Tetapi tentu saja bukan seperti itu. Walaupun saya tak rela memberikan tempat duduk untuk nenek tua di kereta, saya tidak sekejam itu (memangnya masih ada yg lebih kejam dari tidak memberi tempat duduk untuk nenek tua).

Begini, sebenarnya apa inti dari bencana alam itu sendiri? Mereka yang bertahan hidup dari tsunami waktu itu merasa khilangan, rumah mereka hancur, kerugiannya sudah tak terhitung lagi dan dampaknya tentunya akan dikirim secara paket kepada pemerintah. Maksud saya ada yang merasa khilangan dan berdampak buruk pada seseorang ataupun suatu pihak jika suatu bencana terjadi. Tetapi coba bayangkan jika kiamat terjadi. Bumi terbelah dua, meteor datang dan nyawa manusia segera saja melayang-layang sambil melambai-lambai. Dengan kata lain semuanya musnah tanpa tersisa. Lalu siapa yang akan menangis? Siapa yang akan di rugikan? Tidak ada kan? Tidak mungkin anda yang saat itu meninggal setengah bugil (kimat datang tepat anda sedang buang air besar) masih sempat-sempat mengambil tisu dan menangisi seseorang yang mati di samping anda.

Kesimpulannya begini, saya yang berharap dimirip-miripkan dengan Nicolas Cage ataupun seperti pemeran Klatuu (Keanu Revees) di versi remake dari The Day Earth Stood Still hanya ingin mengatakan saya bukannya main-main dengan kiamat itu sendiri, bukan juga sekedar berlelucon ria dengan bodohnya tanpa memikirkan suatu karma yang datang. Tetapi kita sebagai manusia bukanlah kewajiban kita untuk memikirkan kiamat tersebut, tetapi hiduplah dengan baik hingga akhir hayat anda. Menurut kepercayaan kristen, jika kiamat datang, berarti dengan beriringan kedatangan Yesus untuk kedua kalinya, anda seharusnya merayakan hal itu jika anda selama hidup selalu berbuat baik, berbeda dengan mereka yang dengan tersipu-sipu malu mencurigakan mengintip dari jendela melihat langit yang terbelah, buru-buru berdoa sambil mencari alkitab di tumpukan terdalam dari buku-buku di gudang penuh jaring laba-laba. Jadi sudah seharusnyalah saya tidak membuang-buang waktu menulis artikel ini sambil memikirkan kiamat. Karena saat kiamat datang pemikiran itu tidak akan berguna, buku ramalan yang beratus-ratus lembar itu tak berguna, toh, semuanya memang akan terjadi dan tak ada yang bisa kita lakukan. Kuncinya hanya satu, yaitu apakah anda yakin anda adalah orang baik selama ini?  hehehehe… –G@lankel.

(NOTE: sebelumnya catatan ini sudah pernah sy tulis di facebook)

posted under Inside

Email will not be published

Website example

Your Comment: